Selasa, 29 Desember 2015

makalah bimbingan konseling



                                                                           BAB 1                          
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pendidikan dasar merupakan pondasi untuk pendidikan selanjutnya dan pendidikan nasional, maka dari itu pendidikan dasar sangat berperan penting dalam pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Maka diperlukan peningkatan sumber daya manusia untuk mencapai kemajuan bangsa. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam peningkatan SDM adalah dengan memberikan bimbingan atau bantuan kepada siswa dalam menghadapi persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam hidupnya. Bantuan semacam itu sangat tepat jika diberikan di SD, demi perkembangan siswa ke arah yang semaksimal mungkin. Guru sebagai salah satu pendukung unsur pelaksana pendidikan yang mempunyai tanggung jawab sebagai pendukung pelaksana layanan bimbingan pendidikan di sekolah, dituntut untuk memiliki wawasan yang memadai terhadap konsep-konsep dasar bimbingan dan kebutuhan bimbingan di sekolah.
Kebutuhan akan layanan bimbingan di sekolah dasar muncul dari karakteristik dan masalah-masalah perkembangan murid. Perkembangan perilaku yang efektif dapat dilihat dari tingkat pencapaian tugas-tugas perkembangan dalam setiap tahapan perkembangan. Oleh karena itu, untuk memahami karakteristik murid SD sebagai dasar untuk pengembangan program bimbingan di SD difokuskan kepada pencapaian tugas-tugas perkembangannya. Mengkaji tugas-tugas perkembangan merupakan hal yang penting dan menjadi dasar bagi pengembangan dan peningkatan mutu layanan bimbingan.
Dalam bimbingan konseling diperlukan syarat-syarat pokok untuk kelancaran pelaksanaan bimbingan dan konseling itu sendiri di sekolah dasar. Dimana syarat-syarat tersebut tertuang dalam sikap-sikap positif yang dimiliki guru. Oleh karena itu bimbingan dan konseling harus dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan bagi anak sekolah dasar sehingga dapat membentuk kepribadian siswa yang berkualitas.
B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan bimbingan dan konseling?
2.      Apa sajakah kebutuhan bimbingan dan konseling?
3.      Apa sajakah syarat pokok bimbingan dan konseling?

C.    Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah berdasarkan rumusan masalah diatas adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui pengertian bimbingan dan konseling.
2.      Untuk mengetahui kebutuhan bimbingan dan konseling.
3.      Untuk mengetahui syarat pokok bimbingan dan konseling.


 

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Bimbingan dan Konseling
Istilah bimbingan dan konseling merupakan istilah yang sering dipergunakan dalam kegiatan pendidikan, karena bimbingan dan konseling merupakan bagian dari program pendidikan. Banyak ahli telah merumuskan pengertian dari bimbingan dan konseling. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Frank Parson (1951) yang dikutif oleh Anas Salahudin (2010:13) yang menyatakan bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu untuk memilih, mempersiapkan diri, dan memangku suatu jabatan, serta mendapatkan kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya. Sementara itu menurut Prayitno dan Erman Amti (2004:99) berdasarkan penelusuran Ifdil Dahlani yang dikutif oleh Anas Salahudin (2010:14) yang menyatakan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja maupun dewasa. Tujuannya adalah orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Adapun konseling menurut Prayitno dan Erman Amti (2004:105) yang dikutif oleh Anas Salahudin (2010:15) adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah yang dihadapi klien. Sementara itu, menurut winkle  (2005:34) yang dikutif oleh Anas Salahudin (2010:15) yang menyatakan bahwa konseling sebagai serangkaian kegiatan paling pokok dari bimbingan dalam usaha membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus.1
1 Salahudin Anas, Bimbingan dan Konseling, (Bandung:CV. Pustaka Setia, 2010), hlm. 13-15.

Sebagaimana bimbingan, konseling berupaya untuk memberikan bantuan kepada individu untuk menyelesaikan permasalahan pribadi yang dihadapi. Dari pengertian-pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa bimbingan dan konseling di sekolah dasar merupakan bagian dari program pendidikan yang berupa bantuan layanan dari seorang pembimbing atau guru kepada siswa, agar siswa tersebut mampu mengembangkan kemampuan dirinya untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Tujuan bimbingan dan konseling dalam buku Bimbingan dan Konseling (Achmad Juntika, 2006:8)2 ialah agar individu dapat:
1.      Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir, serta kehidupannya pada masa yang akan dating
2.      Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin
3.      Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat, serta lingkungan kerjanya
4.      Mengatasi hambatan serta kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, ataupun lingkungan kerja
Tujuan  bimbingan dan konseling disekolah secara khusus, diuraikan oleh H.M.Umar, dkk., (1998:20-21) yang dikutif oleh Anas Salahudin (2010:23) sebagai berikut:3
1.      Membantu siswa untuk mengembangkan pemahaman diri sesuai dengan kecakapan, minat, pribadi, hasil belajar, serta kesempatan yang ada.
2.      Membantu siswa untuk mengembangkan motif-motif dalam belajar, sehingga tercapai kemajuan pengajaran yang berarti.
3.      Memberikan dorongan didalam pengarahan diri, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan keterlibatan diri dalam proses pendidikan.
4.      Membantu siswa untuk memperoleh kepuasan pribadi dalam penyesuaian diri secara maksimum terhadap masyarakat.
2 Nurihsan, Achmad Juntika, Bimbingan dan Konseling, (Bandung:Refika Aditama, 2006), hlm.8
3 Salahudin Anas, Bimbingan dan Konseling, (Bandung:CV. Pustaka Setia, 2010), hlm.23

5.      Membantu siswa untuk hidup didalam kehidupan yang seimbang dalam berbagai aspek fisik, mental, dan social.
Bimbingan dan konseling mempunyai fungsi-fungsi, Uman Suherman (dalam Anas Salahudin: 2010:127-129) menyatakan bahwa secara umum fungsi bimbingan dan konseling di SD adalah sebagai berikut:4
1.      Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi dalam rangka membantu siswa agar memiliki pemahaman terhadap diri (potensi-potensi baik kelebihan maupun kelemahan) dan lingkungannya (fisik, sosial, budaya dan agama).
2.      Fungsi Pencegahan/Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya pembimbing untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegah supaya masalah itu tidak dialami siswa.
3.      Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room, dan karyawisata.
4.      Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir.Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching.
5.      Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya.
4 Salahudin Anas, Bimbingan dan Konseling, (Bandung:CV. Pustaka Setia, 2010), hlm.127-129
6.      Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli.
7.      Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
8.      Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak). Konselor melakukan intervensi (memberikan perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki pola berfikir yang sehat, rasional dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat mengantarkan mereka kepada tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif.
9.      Fungsi Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.
10.  Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktivitas diri. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program-program yang menarik, rekreatif dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konseli.
11.  Fungsi Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memperoleh pembelaan atas hak dan atau kepentingannya yang kurang mendapat perhatian.

B.     Kebutuhan Bimbingan dan Konseling di SD
Kebutuhan adalah salah satu aspek psikologis yang menggerakkan mahluk hidup dalam aktivitas-aktivitasnya dan menjadi dasar (alasan) berusaha. Pada dasarnya, manusia bekerja mempunyai tujuan tertentu, yaitu memenuhi kebutuhan. Kebutuhan tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari.5
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kebutuhan bimbingan dan konseling merupakan kebutuhan bimbingan layanan yang dibutuhkan oleh siswa yang harus dipenuhi oleh guru/pembimbing sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuannya semaksimal mungkin sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Bimbingan dan konseling sangat berperan penting bagi perkembangan siswa. Bimbingan dan konseling dapat membantu dalam pemecahan masalah yang dialami oleh siswa baik permasalahan yang berasal dari dalam dirinya sendiri maupun permasalahan yang berasal dari lingkungannya. Beberapa permasalahan siswa SD seperti perilaku siswa yang lebih suka sendirian, lemas, penakut, tidak bahagia, tidak bersemangat, tidak percaya diri, tidak memiliki seorang temanpun dan teman-teman kelasnya tidak ada yang menyukainya. Permasalahan-permasalahan tersebut dapat menghambat proses belajar mengajar bagi siswa itu sendiri sehingga dapat memperlambat perkembangannya. Siswa dapat dibantu untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya, baik masalah yang dihadapi sekarang maupun masalah yang mungkin timbul pada masa yang akan datang. Dalam hal ini bimbingan dan konseling sangat berperan penting. Secara umum, latar belakang perlunya bimbingan berhubungan erat dengan pencapaian tujuan pendidikan nasional, yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani. Menurut Tim MKDK IKIP Semarang (1990:5-9)6  ada lima hal yang melatarbelakangi perlunya layanan bimbingan di sekolah yakni:
6 TIM MKDK IKIP Semarang, Bimbingan dan konseling, Depdikbud:IKIP Semarang, 1990, hlm 5-9
1.      Masalah perkembangan individu/siswa, perkembangan pribadi menyangkut perkembangan berbagai aspek, yang akan ditunjukkan dalam prilaku. Seorang individu, pertama tumbuh dan berkembang di lingkungan keluarga. Perkembangan seorang individu juga ditentukan oleh faktor keturunan dan lingkungan.
2.      Masalah perbedaan individual, dalam perkembangannya individu mempunyai perbedaan-perbedaan. Ada dua fakta yang menonjol yaitu semua manusia mempunyai unsur-unsur kesamaan di dalam pola perkembangannya, dan di dalam pola yang bersifat umum dari apa yang membentuk warisan manusia secara biologis dan sosial, tiap-tiap inividu mempunyai kecenderungan berbeda. Perbedaan tersebut mencakup perbedaan tingkat kognitif, perbedaan kecakapan bahasa, perbedaan dalam kecakapan motorik, perbedaan dalam latar belakang, perbedaan dalam bakat, dan perbedaan dalam kesiapan belajar.
3.      Masalah kebutuhan individu, kebutuhan dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Kebutuhan primer pada hakikatnya merupakan kebutuhan biologis atau organik dan umumnya merupakan kebutuhan yang didorong oleh motif asli, misalnya: makan, minum dan bernapas. Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang pada umumnya didorong oleh motif yang dipelajari, misalnya: mengejar pengetahuan, mengikuti pola hidup masyarakat, hiburan, alat transportasi dan lain sebagainya.
4.      Masalah penyesuaian diri dan kelainan tingkah laku, berkaitan dengan bagaimana individu, dalam hal ini adalah siswa, berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya terutama lingkungan sekolah. Hal ini berkaitan dengan cara belajar dan hasil belajar yang akan didapatkan oleh siswa. Guru harus dapat membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri terutama dalam lingkungan sekolah dan lingkungan belajar agar hasil belajar siswa dapat diperbaiki dan ditingkatkan.
5.    Masalah belajar yang dihadapi siswa dapat diakibatkan karena tingkat kesulitan belajar itu sendiri bagi siswa, ada yang berat, ada yang sedang; bidang studi yang dipelajari, ada yang mengalami kesulitan belajar di satu/beberapa bidang studi, ada pula yang mengalami kesulitan di semua bidang studi; sifat kesulitan belajar, ada yang bersifat permanen, ada yang bersifat hanya sementara; faktor penyebabnya, yaitu faktor intelegensi dan faktor non-intelegensi. Guru harus mengetahui faktor-faktor penyebab mengapa siswa mengalami masalah dalam belajarnya sehingga masalah yang dihadapi siswa dapat teratasi dan hasil belajar yang didapatkan oleh siswa dapat lebih baik. Selain latar belakang tersebut masih ada beberapa kebutuhan bimbingan yang dibutuhkan di SD, yaitu bimbingan belajar, bimbingan penyelesaian, bimbingan pekerjaan, bimbingan karier, bimbingan sosial dan pribadi bimbingan jabatan.
Berdasarkan hal tersebut maka kebutuhan-kebutuhan bimbingan dan konseling dapat diuraikan sebagai berikut:
1.      Membantu murid dalam mewujudkan tugas-tugas perkembangannya. Tugas perkembangan itu maksudnya suatu tugas yang harus dilakukan oleh seseorang dalam kehidupannya. Sebagai seorang guru kita harus memahami konsep perkembangan siswa SD agar dapat mencari dan menyatakan tujuan tujuan pendidikan disekolah tetapi dapat melaksanakan pendidikan sesuai dengan tingkat kematangan, kesiapan dan kebutuhan anak. Achmad Juntika (2010:51-52)7 menyatakan ada sejumlah tugas perkembangan yang harus dilaksanakan pada anak-anak tingkat sekolah dasar(6-13), yaitu:
a.       Menanamkan serta mengembangkan kebisaan dan sikap dalam bermain dan bertakwa kepada Tuhan YME
b.      Mengembangkan keterampialn dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung
c.       Mengembangkan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan sehari-hari
d.      Belajar bergaul dan bekerja dengan kelompok sebaya
7 Nurihsan, Achmad Juntika, Bimbingan dan Konseling, (Bandung:PT. refika Aditama, 2006), hlm.51-52.
e.       Belajar menjadi pribadi yang mandiri
f.       Mempelajari keterampilan fisik sederhana yang diperlukan, baik untuk permainan maupun kehidupan
g.      Mengembangkan kata hati, moral, dan nilai-nilai sebagai pedoman perilaku
h.      Membina hidup sehat untuk diri sendiri dan lingkungan
i.        Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelaminnya
j.        Mengembangkan sikap terhadap kelompok dan lembaga-lembaga sosial
k.      Mengembangkan pemahaman dan sikap awal untuk perencanaan masa depan
2.      Membantu memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar siswa. Sebagaimana manusia umumnya, maka siswa memiliki kebutuhan-kebutuhan dasar tertentu. Maslow (Ngalim Porwanto, 1990:77)8 mengemukakan ada lima kebutuhan dasar manusia, yaitu:
a.       Kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan dasar yang bersifat primer dan vital, yang menyangkut fungsi-fungsi biologis dasar dari organisme manusia separti kebutuhan makanan, pakaian dan perumahan.
b.      Kebutuhan rasa aman kebutuhan untuk terbebas dari rasa takut, terlindung dari bahaya, ancaman penyakit dan perlakuan tidak adil.
c.       Kebutuhan kasih sayang yaitu ebutuhan untuk merasa dicintai dan di miliki serta di sayangi oleh orang lain.
d.      Kebutuhan panghargaan yaitu kebutuhan akan penghargaan atas prestasi, kemampuan, kedudukan, pangkat dan sebagainya.
e.       Kebutuhan aktualiasasi diri yaitu kebutuhan untuk menyampaikan atau menunjukan kemampuan diri secara maksimum dan kreatif.
Bagi siswa SD, terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan itu akan memungkinkan dapat mencapai perkembangan secara optimal.
 http://diganovensa.wordpress.com/2014/09/12
Tugas bimbingan dan konseling yang terpenting dalam hal ini adalah membantu agar anak didik dapat memperoleh kemudahan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu. Kebutuhan akan layanan bimbingan di sekolah dasar bertolak dari kebutuhan dan masalah perkembangan siswa, temuan lapangan (Sunnaryo Kartadinata, 1992; Sutaryat Trisnamansyah dkk, 1992)9 menunjukkan bahwa masalah-masalah perkembangan siswa sekolah dasar menyangkut aspek perkembangan fisik, kognitif, pribadi dan sosial. Masalah-masalah perkembangan ini memunculkan kebutuhan akan layanan bimbingan di sekolah dasar yang memunculkan populasi khusus yang menjadi target layanan bimbingan, anatara lain mencakup:
a.       Siswa dengan kecerdasan dan kemampuan diri
b.      Siswa yang mengalami kesulitan belajar
c.       Siswa dengan perilaku bermasalah
3.      Mengatasi pengaruh kondisi rumah tangga yang kurang menguntungkan. Anak-anak yang memasuki sekolah dasar berasal dari berbagai latar belakang rumah tangga. Melalui bimbingan dan konseling yang diselenggarakan disekolah siswa tidak terpengaruh oleh kondisi rumah tangga yang kurang menguntungkan tersebut sehingga tidak menghambat perkembangan siswa. Beberapa kondisi rumah tangga yang tidak menguntungkan akan diuraikan sebagai berikut:
a.       Keadaan ekonomi yang serba berkecukupan dan serba berkekurangan
b.      Pengaruh penolakan orang tua terhadap anak
c.       Pengaruh perlindungan dan sikap pilih kasih yang berlebihan
d.      Pengaruh keretakan rumah tangga (broken home)
4.      Mengatasi pengaruh kondisi sekolah yang tidak sehat. Sekolah tidak selalu menjadi tempat yang menyenangkan bagi setiap siswa. Ada kalanya sekolah menjadi sumber masalah pada diri siswa.
9 Kartadinata, Sunaryo. dkk, Bimbingan di Sekolah Dasar, (Bandung: CV Maulana,1992)
Di antara kondisi-kondisi sekolah yang dapat menjadi sumber masalah pada diri siswa adalah:
a.       Kurikulum yang tidak sesuai,
b.      Persaingan yang tidak sehat sesama murid,
c.       Guru kurang memahami perbedaan-perbedaan individu murid,
d.      Pelaksanaan administrasi sekolah yang tidak teratur, dan
e.       Kepribadian guu serta cara-cara pengelolaan kelas yang kurang mantap.
5.      Mengatasi pengaruh kondisi sosial-budaya yang kurang menguntungkan. Kemajuan-kemajuan yang di capai dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dewasa ini telah membuat orang memperoleh banyak kemudahan di jagad raya ini. kemajuan dalam bidang di kemukakan di atas menimbulkan berbagai perubahan dalam berbagai segi kehidupan dalam masyarakat, seperti sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Perubahan-perubahan yang di timbulakan itu tidak hanya menguntungkan tetpi juga merugikan masyarakat, yaitu beberapa pengaruh-pengaruh buruk sebagai ekses dari pembangunan itu sendiri. Dari pengaruh-pengaruh buruk yang dapat timbul lagi anak-anak muda tidak sekolah dasar adalah malas belajar, tidak mau menggunakan pikiran secara cermat. Sekolah tidak dapat melepaskan diri dari kondisi kehidupan masyarakat.Bahkan mempunyai tanggung jawab untuk membantu siswa-siswanya, baik sebagai pribadi maupun sebagai calon anggota masyarakat.Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah bertanggung jawab mendidik dan mengajar siswa agar dapat menjadi warga masyarakat yang baik dan mampu mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya.Kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu upaya yang diberikan oleh guru sekolah. Namun demikian, kegiatan itu saja belum memadai untuk dapat menyiapkan siswa menjadi warga masyarakat yang baik mampu mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya. Disamping kegiatan belajar-mengajar, guru hendaknya juga memberikan bantuan kepada individu-individu murid yang mengalami kesulitan-kesulitan pribadi agar mereka mampu mengatasai masaalah yang di hadapinya. Didalam hal ini, diperlukan adanya layanan khusus yang disebut binbingan dan konseling.Program bimbingan dan konseling membantu berhasilnya pengajaran secara keseluruhan.

C.    Syarat Pokok Bimbingan dan Konseling di SD
Syarat pokok bimbingan konseling merupakan sesuatu yang harus ada dan dipenuhi dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling. Di sekolah dasar tugas-tugas dan fungsi bimbingan dan konseling dilaksanakan langsung oleh masing-masing guru kelas. Dengan demikian, para guru kelas memegang peranan ganda, sebagai pengajar dan juga sebagai pembimbing bagi murid-muridnya. Sebagai pengajar, guru menyampaikan sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai (norma-norma) kepada murid-muridnya sebagaimana diatur di dalam kurikulum sekolah. Di samping itu, apabila dia menemui adanya murid-murid yang mengalami masalah, maka dia bertindak sebagai pembimbing/konselor dengan melaksanakan tugas dan fungsi bimbingan dan konseling bagi siswa-siswanya.
Bimbingan dan konseling sangat penting dan menentukan masa depan peserta didik, oleh karena itu ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi dalam penyelenggaraan bimbingan. Sebagaimana dalam buku bimbingan dan konseling (Anas Salahudin, 2010:136)10 secara umum syarat bimbingan dan konseling dapat diuraikan sebagai berikut:
1.      Tersedianya guru pembimbing yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan bimbingan dan konseling.
2.      Tersedianya ruangan khusus bagi penyelenggaraan bimbingan dan konseling.
3.      Kegiatan bimbingan dan konseling menjadi bagian dalam kurikulum penyelenggaraan pendidikan disekolah yang bersangkutan.
4.      Dan sejumlah syarat lainnya guna memenuhi fungsi-fungsi tersebut
10 Salahudin Anas, Bimbingan dan Konseling, (Bandung:CV. Pustaka Setia, 2010), hlm.136
Syarat-syarat pokok diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah dasar. Dimana syarat-syarat tersebut tertuang dalam sikap-sikap positif yang dimiliki guru. Dalam hal ini ialah sifat yang positif dari guru dalam menangani tugas dan tanggungjawabnya sehari-hari. Sikap positif yang dimaksud antara lain sebagai berikut11 :
1.      Adanya kesediaan guru untuk berperan ganda yaitu sebagai guru dan sebagai pembimbing.
2.      Adanya kesediaan guru untuk senantiasa menciptakan suasana belajar-mengajar yang kondusif guna memungkinkan siswa dapat mengembangkan bakat, kemampuan, dan minatnya secara optimal, dengan jalan menempatkan siswa sesuai dengan tugas-tugas perkembangannya.
3.      Adanya kesediaan guru untuk selalu memahami siswa dengan jalan mencatat fakta-fakta yang berkaitan dengan minat, sikap, pola tingkah laku, cita-cita, nilai-nilai dan status sosial ekonomi orangtuanya.
4.      Adanya kesediaan guru untuk senantiasa mengintegrasikan informasi tentang pendidikan dan jabatan ke dalam mata pelajaran yang sekolah dalam melaksanakan kebijakan-kebijakan yang mendasar bagi pengembangan layanan-layanan bimbingan dan konseling di sekolahnya.
5.      Adanya kesediaan guru kelas mencurahkan perhatian terhadap peserta didik tertentu secara individual di samping perhatian terhadap kelompok peserta didik.
6.      Adanya pengaturan jarak psikologis antara guru kelas dengan peserta didik, tidak terlalu jauh atau renggang dan tidak terlalu dekat atau akrab.
7.      Adanya kesediaan guru kelas untuk mengadakan kunjungan rumah (home-visit) dalam rangka layanan-layanan bimbingan dan mempererat hubungan guru dengan orangtua peserta didik bagi kepentingan bimbingan.
http://diganovensa.wordpress.com/2014/09/12
Prof. Sofyan S. Willis (2009:79-85) dalam buku Bimbingan dan Konseling (Anas Salahudin, 2010:193) memaparkan bahwa kualitas konselor adalah semua kriteria keunggulan, termasuk pribadi, pengetahuan, wawasan, keterampilan, dan nilai-nilai yang dimilikinya yang akan memudahkannya dalam menjalankan proses konseling sehingga mencapai tujuan dengan berhasil (efektif). Menne (1975) dalam buku Bimbingan dan Konseling (Anas Salahudin,2010:194) menyatakan karakteristik konselor yang didapat dari hasil penelitiannya yang menunjang kualitas pribadi konselor, yaitu:12
1.      Memahami dan melaksanakan etika professional
2.      Mempunyai rasa kesadaran diri mengenai kompetensi, nilai-nilai, dan sikap
3.      Memiliki karakteristik diri yakni respect terhadap orang lain, kematangan pribadi, memiliki kemampuan intuitif, fleksibel dalam pandangan dan emosional stabil
4.      Kemampuan dan kesabaran untuk mendengarkan orang lain, dan kemampuan berkomunikasi.
Dalam buku bimbingan dan konseling (Anas Salahudin, 2010:198-199)13 dijelaskan agar pembimbing mampu menjalankan pekerjaannya dengan sebaik-baiknya harus memenuhi syarat-syarat berikut:
1.      Seorang pembimbing harus mempunyai pengetahuan yang cukup luas, baik segi teori maupun segi praktik.
2.      Dalam segi psikologik, seorang pembimbing dapat mengambil tindakan yang bijaksana.
3.      Seorang pembimbing harus sehat fisik maupun psikisnya.
4.      Seorang pembimbing harus mempunyai sikap kecintaan terhadap pekerjaannya dan juga terhadap anak atau individu yang dihadapinya.
5.      Seorang pembimbing harus mempunyai inisiatif yang cukup baik, sehingga dapat memperoleh kemajuan di dalam usaha bimbingan dan konseling kea rah yang lebih sempurna.
12 Salahudin Anas, Bimbingan dan Konseling, (Bandung:CV. Pustaka Setia, 2010), hlm.193-194
13 Salahudin Anas, Bimbingan dan Konseling, (Bandung:CV. Pustaka Setia, 2010), hlm.198-199
6.      Karena bidang gerak dari pembimbing tidak hanya terbatas pada sekolah saja, seorang pembimbing harus bersifat supel, ramah-tamah, sopan-santun didalam segala perbuatannya, sehingga dia akan mendapatkan kawan yang sanggup bekerja sama dan memberikan bantuan secukupnya untuk kepentingan anak-anak.
7.      Seorang pembimbing diharapkan mempunyai sifat-sifat yang dapat menjalani prinsip-prinsip serta kode etik dalam bimbingan dan penyuluhan dengan sebaik-baiknya.



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Bimbingan dan konseling di sekolah dasar merupakan bagian dari program pendidikan yang berupa bantuan layanan dari seorang pembimbing atau guru kepada siswa, agar siswa tersebut mampu mengembangkan kemampuan dirinya untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Bimbingan dan konseling mempunyai fungsi-fungsi, secara umum fungsi bimbingan dan konseling di SD adalah fungsi pemahaman, pencegahan, pengembangan, penyembuhan, penyaluran, adaptasi, penyesuaian, perbaikan, fasilitasi, pemeliharaan, dan advokasi.
Kebutuhan bimbingan dan konseling merupakan kebutuhan bimbingan layanan yang dibutuhkan oleh siswa yang harus dipenuhi oleh guru/pembimbing sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuannya semaksimal mungkin sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Kebutuhan bimbingan dan konseling yaitu membantu murid dalam mewujudkan tugas-tugas perkembangannya, membantu memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar siswa, mengatasi pengaruh kondisi rumah tangga yang kurang menguntungkan, mengatasi pengaruh kondisi sekolah yang tidak sehat, dan mengatasi pengaruh kondisi sosial-budaya yang kurang menguntungkan.
Syarat pokok bimbingan konseling merupakan sesuatu yang harus ada dan dipenuhi dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling. Di sekolah dasar tugas-tugas dan fungsi bimbingan dan konseling dilaksanakan langsung oleh masing-masing guru kelas. Dengan demikian, para guru kelas memegang peranan ganda, sebagai pengajar dan juga sebagai pembimbing bagi murid-muridnya. Bimbingan pada sekolah dasar pada hakekatnya adalah proses membantu perkembangan intelektual anak sehingga ia dapat mencapai kemajuan belajar optimal, khususnya dalam kelas, dan mengadakan penyesuaian-penyesuaian maksimal dalam kehidupan sekolah sebagai dasar untuk kelanjutan studi ataupun terjun dalam kehidupan masyarakat.
B.     Saran
Bimbingan dan konseling sangat penting dan menentukan masa depan peserta didik, oleh karena itu bimbingan dan konseling harus dilaksanakan sebaik mungkin agar dapat mencapai tujuan yang di inginkan. Guru sebagai pendukung pelaksana layanan bimbingan pendidikan di sekolah, sebaiknya memiliki wawasan yang luas dan memadai terhadap konsep-konsep dasar bimbingan serta kebutuhan bimbingan di sekolah.



DAFTAR PUSTAKA
Kartadinata, Sunaryo. dkk. 1992. Bimbingan di Sekolah Dasar. Bandung: CV Maulana
Nurihsan, Achmad Juntika. 2006. Bimbingan dan Konseling. Bandung:Refika Aditama
Salahudin Anas. 2010. Bimbingan dan Konseling. Bandung : CV. Pustaka Setia.
TIM MKDK IKIP Semarang. 1990. Bimbingan dan konseling. Depdikbud:IKIP Semarang,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar