HAKIKAT
MODEL
PEMBELAJARAN TERPADU
A.
Hakikat
Model Pembelajaran
Model
pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam
tutorial. Model pembelajaran menurut Joyce (Trianto, 2007: 1) mengatakan bahwa
setiap model pembelajaran mengarahkan kita dalam merancang pembelajaran untuk
membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Arends (Trianto,
2007: 3) menyeleksi enam macam model pembelajaran yang sering dan praktis
digunakan guru dalam mengajar, yaitu : presentasi, pengajaran secara langsung,
pengajaran konsep, pembelajaran kooperaif, pengajaran berdasarkan masalah, dan
diskusi kelas. Sedangkan menurut trianto, (2007: 3) adalah materi pelajaran,
jam pelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa, lingkungan belajar, dab
fasilitas penunjang yang tersedia, sehingga tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan dapat tercapai.
Berdasarkan
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran pada hakikatnya
adalah teknik kegiatan belajar mengengajar yang dilakukan antara guru dan
siswa, dengan metode-metode tertentu agar penyampaian materi dapat diterima dan
dapat dipahami secara baik dan benar oleh siswa.
B.
Pengertian
Pembelajaran Terpadu
Secara konseptual
pembelajaran terpadu merupakan pedekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa
mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi anak. Dengan
pembelajaran terpadu materinya dikaji secara holistic sehingga anak akan
belajar lebih efektif dengan pembelajaran terpadu member kesempatan kepada anak
untuk memahami masalah kompleks yang ada dilingkungannya dengan pandangan yang
utuh dan pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi anak.
C.
Karakteristik
Pembelajaran Terpadu
1.
Pembelajaran
Terpadu Berpusat Pada Siswa (student
centered)
Pembelajaran
terpadu memberikan keluasan pada siswa, baik secara individu maupun secara
berkelompok untuk aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta
prinsip-prinsip dari suatu pengetahuan yang dibutuhkan sesuai dengan
perkembangannya.
2.
Pembelajaran
Terpadu Memberikan Pengalaman Langsung Kepada Siswa (direct experience)
Siswa memahami
hasil belajaranya sesuai dengan fakta dan peristiwa yang mereka alami, bukan
sekaedar memperoleh informasi dari gurunya. Guru berperan sebagai fasilitator
untuk membantu siswa dalam mencapaian tujuan yang ingin dicapai.
3.
Dalam
Pembelajaran Terpadu Pemisahan Antar Mata Pelajaran Menjadi Tidak Jelas
Pembelajaran
terpadu memusatkan perhatian pada pengamatan dan pengkajian dari suatu gejala
atau peristiwa dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang
yang terkotak-kotak/dibatasi.
4.
Pembelajaran
Terpadu Menyajikan Konsep-Konsep Dari Berbagai Mata Pelajaran Dalam Suatu
Proses Pembelajaran
Pembelajaran
terpadu mengkaji suatu fenomena dari berbagi macam aspek yang membentuk semacam
jalinan antar skema yang dimiliki oleh siswa, sehingga akan berdampak pada
kebermaknaan dari materi yang dpelajari siswa.
5.
Pembelajaran
Terpadu Bersifat Luwes
Pembelajaran
terpadu bersifat fleksibel/luwes dalam menentukan alat, metode, dan bahan ajar
tergantung pada tuntutan dan kebutuhan siswa.
6.
Hasil
Pembelajaran Terpadu Dapat Berkembang Sesuai Dengan Minat Dan Kebutuhan Siswa
Pembelajaran
terpadu menghasilkan tujuan pembelajaran sesuai denagn perkembangan, minat, dan
kebutuhan siswa yang harus terpenuhi.
D.
Prinsip-prinsip
pembelajaran terpadu
1.
Prinsip
Penggalian Tema
a. Tema
tidak terlalu luas, dan memungkinkan dapat digunakan untuk memdu mata
pelajaran.
b. Tema
harus bermakna.
c. Tema
harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.
d. Tema
yang dikembangkan harus mampu menunjukan sebagian besar minat siswa.
e. Tema
yang dipilih harus mempertimbangkan peristiwa otentik yang terjadi dalam
rentang waktu belajar.
f. Tema
yang dipilih harus mempertimbangkan kurikulum yang berlaku.
g. Tema
yang dipilih harus memperhatikan ketersediaan sumber belajar.
2.
Prinsip
proses pelaksanaan pembelajaran
a. Guru
bersikap demokratis tidak bersikap otoriter.
b. Pemberian
tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas.
c. Guru
perlu bersikap akomodatif terhadap ide-ide yang belum terpikirkan dalam
perencanaan pembelajaran.
3.
Prinsip
pemberian nilai
a. Member
kesempatan pada siswa untuk melakukan penilaian diri.
b. Guru
mengajak siswa untuk menilai perolehan belajar yang telai dicapai berdasarkan
criteria kberhasilan pencapaian tujuan.
E.
Manfaat
Pembelajaran Terpadu
1. Terjadinya
penghematan
2. Siswa
melihat hubungan-hubungan yang bermakna secara langsung
3. Kecakapan
berfikir siswa dapat meningkat
4. Pelaksanaan
pembelajaran yang terpotong-potong dapat terkurangi
5. Terjadinya
penerapan dunia nyata
F.
Model
pembelajaran terpadu
Menurut Robin Fogarty
(1991) ada 10 model pembelajaran terpadu :
1.
Model
Penggalan (Fragmented)
Untuk model penggalan ini ditandai
dengan ciri pemaduan yang hanya terbatas pada satu mata pelajaran saja.
Misalnya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, materi pembelajaran tentang
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dapat dipadukan dalam materi
pembelajaran ketrampilan berbahasa. Dalam proses pembelajarannya, butir-butir
materi tersebut dilaksanakan secara terpisah-pisah pada jam yang berbeda-beda.
Dibawah ini merupakan ilustrasi model fragmented.
2.
Model
Keterhubungan (Connected)
Model Connected ini didasari oleh anggapan bahwa butir-butir
pembelajaran dapat dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu. Butir-butir
pembelajaran seperti kosakata, struktur membaca, dan mengarang misalnya, dapat
dipayungkan pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Penguasaan
butir-butir pembelajaran tersebut merupakan keutuhan dalam membentuk kemampuan
bernahasa dan bersastra. Hanya saja, kemampuan pembentukan pemahaman,
keterampilan, dan pengalaman secara utuh tersebut tidak berlangsung secara
otomatis, oleh karenanya guru harus menata butir-butir pembelajaran dan proses
pembelajarannya secara terpadu.
3.
Model
Sarang (Nested)
Ini merupakan pemaduan antara berbagai bentuk penguasaan
konsep keterampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran. Misalnya pada saat
jam-jam tertentu seorang guru memfokuskan kegiatan pembelajaran pada pemahaman
tentang bentuk kata, makna kata dan ungkapan dengan saran pembuahan
keterampilan dalam mengembangkan daya imajinasi, daya berpikir logis,
menentukan ciri bentuk dan makna kata dalam puisi, membuat ungkapan
4. Model Urutan/Rangkaian (Sequenced)
Model Sequenced merupakan model pemaduan topik-topik antar
mata pelajaran yang berbeda secara paralel, isi cerita dalam roman sejarah
misalnya; topik pembahasannya secara paralel atau dalam jam yang sama dapat
dipadukan dengan ikhwal sejarah perjuangan bangsa, karakteristi kehidupan
sosial masyarakat pada periode tertentu maupun topik yang menyangkut perubahan
makna kata. Topik-topik tersebut dapat dipadukan pembalajarannya pada alokasi
jam yang sama.
5. Model Bagian (shared)
Ini merupakan bentuk pemaduan pembelajaran akibat adanya
overlapping konsep atau ide pada dua mata pelajaran atau lebih. Butir-butir
pembelajaran tentang kewarganegaraan dalam PKn misalnya, dapat bertumpang
tindih dengan butir pembelajaran dalm tata negara, PSPB, dan sebainya.
6. Model Jaring laba-laba (Webbed)
Ini adalah model yang bisa dikatakan paling populer. Model
ini bertolak dari pendekatan tematis sebagai pemadu bahan dan kegiatan
pembelajaran. Dalam hubungan ini tema dapat mengikat kegiatan pembelajaran baik
dalam mata pelajaran tertentu maupun lintas mata pelajaran.
7. Model Galur (Threaded)
Ini merupakan model pemaduan bentuk keterampilan, misalnya;
melakukan prediksi dan estimasi dalam matematika, ramalan terhadap
kejadian-kejadian, antisipasi terhadap cerita dalam novel dan sebagainya.
Bentuk ini berfokus pada apa yang disebut meta-curriculum.
8. Model Keterpaduan (Integrated)
Model integrated merupakan pemaduan sejumlah topik dari mata
pelajaran yang berbeda, tetapi esensinya sama dalam sebuah topik tertentu.
Topik evidesi yang semula terdapat dalam mata pelajaran Matematika, Bahasa
Indonesia, Pengetahuan Alam, dan Pengetahuan Sosial, agar tidak memuat
kurikulum yang berlebihan, cukup diletakkan dalam mata pelajaran tertentu,
misalnya pengetahuan alam. Contoh yang lain dalam teks membaca yang ini
merupakan bagian dari mata pelajaran Bahasa Indonesia, dapat dimasukkan butir
pembelajaran yang dapat dihubungkan dengan Matematika, Pengetahuan Alam, dan
sebagainya. Dalam hal ini diperlukan penataan area isi bacaan yang lengkap
sehingga dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan berbagai butir pembelajaran dari
berbagai mata pelajaran yang berbeda tersebut.
9. Model Celupan (Immersed)
Model Celupan ini dirancang untuk membantu siswa dalam
menyaring dan memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan dihubungkan dengan
medan pemakainya. Dalam hal ini tukar pengalaman dan pemanfaatan pengalaman
sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.
10. Model Jaringan (Networked)
Untuk
yang terakhir yaitu model networked ini merupakan pemaduan pembelajaran yang
mengandaikan kemungkinan pengubahan konsepsi, bentuk pemecahan masalah, maupun
tuntutan bentuk ketrampilan baru setelah siswa mengadakan studi lapangan dalam
situasi, kondisi, maupun konteks yang berbeda-beda. Belajar disikapi sebagai
proses yang berlangsung secara terus menerus karena adanya hubungan timbal
balik antara pemahaman dan kenyataan yang dihadapi siswa.
G.
Model
pembelajaran terpadu disekolah dasar
1.
Model
jaring laba-laba (webbed)
Pendekatan ini
mulai dengan menentukan tema, kemudian dikembangkan menjadi subtema dengan
memperhatikan keterkaitan tema tersebut dengan mata pelajaran yang terkait
Kekeuatan
pembelajaran terpadu model jarring laba-laba :
a. Adanya
factor motivasional yang dihasilkan
b. Lebih
mudah dilakukan guru
c. Mempermudah
dalam kerja tim
Kelemahan
model jaring laba-laba :
a. Sulit
menyeleksi tema
b. Adanya
kecerendungan merumuskan suatu tema yang dangkal
c. Guru
dapat menjaga misi kurikulum
d. Guru
lebih focus pada kegaiatan dari pada pengembangan konsep
2.
Model
keterhubungan (connected)
Model
keterhubungan adalah model pembelajaran yang secara sengaja diusahakan untuk
menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu topic dengan topic lain,
satu keterampilan dengan keterampilan lain, tugas dan ide-ide yang dipelajari
akan dipelajari lagi pada semester berikutnya dalam satu mata pelajaran.
Kekuatan model
keterhubungan :
a. Siswa
memiliki gambaran yang besar
b. Konsep
dikembangkan siswa terus menerus
c. Mengaitkan
ide-ide dalam satu mata pelajaran
memungkinkan siswa mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, dan
mengasimilasi ide secara berangsur-angsur
Kelemahan model ketrhubungan :
a. Interdisplin
b. Guru
tidak didorong untuk bekerja secara bersam-sama sehingga isi pelajaran tetap
terfokus tanpa merentangkan konsep ide-ide antara mata pelajaran.
c. Usaha
yang terkonsenterasi untuk mengintegrasi dapat mengabaikan kesempatan untuk
mengembangkan hubungan yang lebih global dengan mata pelajaran lain.
3.
Model
keterpaduan (integrated)
Model ini
diusahakan dengan cara menggabungkan mata pelajaran dengan menetapkan prioritas
kurikulum, konsep, dan sikap yang saling tumpang tindih dalam beberapa mata
pelajaran.
Kekuatan model keterpaduan
:
a. Memudahkan
siswa untuk mengarahkan keterkaitan dan keterhubungan diantara mata pelajaran
b. Memungkinkan
pemahaman antar mata pelajaran dan memberikan penghargaan terhadap pengetahuan
dan keahlian
c. Mampu
membangun motivasi
Kelemahan model
ketrhubungan :
a. Sulit
diterapkan secara penuh
b. Menghebdaki
guru yang terampil, percaya diri, dan menguasai konsep, sikap dan keterampilan
yang sangat diprioritaskan
c. Menghendaki
tim antar mata pelajaran yang terkadang sulit dilakukan.
Soal :
10 Soal
Pilihan Ganda
Berilah tanda silang (x) pada huruf a,
b, c, atau
d di depan jawaban yang benar!
1. Setiap
model pembelajaran mengarahkan kita dalam merancang pembelajaran untuk membantu
peserta didik mencapai tujuan pembelajaran.
Pendapat tersebut menurut…
A. Joyce
(trianto, 2007: 1)
B. Arends
(trianto, 2007: 3)
C. Trianto,
(2007: 3)
D. Kardi
dan Nur (trianto, 2007: 5)
2. Dalam
pembelajaran terpadu ada 6 karakteristik, salah satunya yaitu…
A. Hasil
pembelajaran terpadu dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa
B. Siswa
melihat hubungan-hubungan yang bermakna secara langsung
C. Kecakapan
berfikir siswa dapat meningkat
D. Pelaksanaan
pembelajaran yang terpotong-potong dapat terkurangi
3. Prinsip
pembelajaran terpadu meliputi…
A. Prinsip
penggalian tema, prinsip proses pelaksanaan pembelajaran, prinsip penilaian
pembelajaran
B. Prinsip
penggalian tema, prinsip rencana pembelajaran, prinsip proses pembelajaran
C. Prinsip
penggalian tema, prinsip penilaian hasil pembelajaran, prinsip kegiatan
pembelajaran
D. Prinsip
penggalin tema, prinsip perolehan hasil, prinsip proses pelaksanaan
pembelajaran
4. Ada
berapa model pembelajaran terpadu menurut Robin Fogarty (1991)…
A. 7
B. 9
C. 8
D. 10
5. Berikut ini yang termasuk kedalam prinsip penggalian tema,
kecuali…
1. Tema
tidak terlalu luas, dan memungkinkan dapat digunakan untuk memdu mata pelajaran
2. Tema
harus bermakna
3. Tema
harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa
4. Tema
tidak perlu ditentukan
6. Model
pembelajaran terpadu yang dikembangkan di SD, yaitu…
A. Model
jaringan, model jarring laba-laba, model sarang
B. Model
penggalan, model keterhubungan, model bagian
C. Model
jarring laba-laba, model keterhubungan, model keterpaduan
D. Model
ketrehubungan, model urutan, model bagian
7. Manfaat
dari pembelajaran terpadu, yaitu…
A. Terjadinya
penghematan karena adanya gabungan berbagai mata pelajaran
B. Siswa
melihat hubungan-hubungan yang bermakna secara langsung
C. Kecakapan
berpikir siswa adapat meningkat
D. Semua
benar
8. Salah
satu kelemahan dari model jaring laba-laba,yaitu…
A. Memudahkan
para siswa untuk mengarah keterkaitan dan keterhubungan diantara mata pelajaran
B. Adanya
kecenderungan merumuskan suatu tema yang dangkal
C. Sangat
sulit diterapkan secara penuh
D. Guru
tidak didorong bekerja sama
9. Menurut
Arends (Trianto, 2007: 3) ada enam macam model pengajaran yang praktis
digunakan dalam mengajar, yaitu…
A. Pengajaran
berdasarkan masalah, Pengajaran secara langsung
B. Pengajaran
konsep, pembelajaran kooperaif
C. Pengajaran
secara langsung, pengajaran konsep, pembelajaran kooperaif, pengajaran berdasarkan
masalah, dan diskusi kelas
D. Pengajaran
konsep, pengajaran berdasarkan masalah, dan diskusi kelas
10. Salah
satu prinsip proses pelaksanaan pembelajaran, yaitu…
A. Guru
bersikap demokratis tidak bersikap otoriter
B. Pemberian
tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas
C. Guru
perlu bersikap akomodatif terhadap ide-ide yang belum terpikirkan dalam
perencanaan pembelajaran
D. Semua
benar
ESSAY
1. Jelaskan
pembelajaran terpadu bersifat luwes ?
2. Sebutkan
model pembelajaran terpadu menurut Robin Fogarty ?
3. Sebutkan
model pembelajaran terpadu yang dikembangkan di SD ?
4. Jelaskan
apa yang dimaksud dengan hakikat model pembelajaran terpadu ?
5. Jelaskan
apa yang dimaksud dengan model keterhubungan ?
KUNCI
JAWABAN
Pilihan
Ganda
1. A
2. A
3. A
4. D
5. D
6. C
7. D
8. B
9. C
10. D
ESSAY
1. Pembelajaran
terpadu bersifat fleksibel/luwes dalam menentukan alat, metode, dan bahan ajar
tergantung pada tuntutan dan kebutuhan siswa.
2. Fragmented,
connected, nested, sequenced, shared, webbed, threaded, integrated, immersed,
dan networked.
3. Model
jaring laba-laba, model keterhubungan dan model keterpaduan.
4. Model
pembelajaran pada hakikatnya adalah teknik kegiatan belajar mengengajar yang
dilakukan antara guru dan siswa, dengan metode-metode tertentu agar penyampaian
materi dapat diterima dan dapat dipahami secara baik dan benar oleh siswa.
5. Model
keterhubungan adalah model pembelajaran yang secara sengaja diusahakan untuk
menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu topic dengan topic lain,
satu keterampilan dengan keterampilan lain, tugas dan ide-ide yang dipelajari
akan dipelajari lagi pada semester.
PENILAIAN
Pedoman Penskoran
a.
Petunjuk Penilaian
Soal Pilihan Ganda
Nomor Soal
|
Bobot Soal
|
1-10
|
10
|
Jumlah skor maksimal
|
100
|
Jika
benar mendapatkan
skor 100
Jika
salah mendapatkan skor 0
Penentuan Nilai=N= Skor Perolehan x 100
Skor Maksimal
b.
Petunjuk Penilaian Soal Essay
No.
|
Butir
Pertanyaan
|
Bobot soal
|
Kriteria
Pensekoran
|
Nilai Akhir
|
||||
0
|
10
|
15
|
20
|
25
|
||||
1.
|
Jelaskan pembelajaran terpadu bersifat
luwes ?
|
20
|
||||||
2.
|
Sebutkan model pembelajaran terpadu
menurut Robin Fogarty ?
|
15
|
||||||
3.
|
Sebutkan model pembelajaran terpadu
yang dikembangkan di SD ?
|
15
|
||||||
4.
|
Jelaskan apa yang dimaksud dengan
hakikat model pembelajaran terpadu ?
|
25
|
||||||
5.
|
Jelaskan apa yang dimaksud dengan
model keterhubungan ?
|
25
|
||||||
Jumlah skor maksimal = 100
|
c.
Rubrik Penilaian (Pengetahuan/Pemahaman)
Soal No.1
Skor 20
|
Jika peserta
didik mampu menjawab dengan jelas/tepat sesuai dengan kajian teori pada buku pembelajaran
|
Skor 15
|
jika peserta
didik mampu menjawab dengan jelas/mendekati kajian teori pada buku
pembelajaran
|
Skor 10
|
jika peserta
didik menjawab tidak terlalu jelas /tepat dengan kajian
teori Pada buku pembelajaran
|
Skor 5
|
jika peserta
didik menjawab tidak sesuai
dengan kajian teori pada buku pembelajaran
|
Skor 0
|
jika peserta tidak menjawab satupun pertanyaan yang
diberikan
|
Soal No. 2 dan 3
Skor 15
|
jika peserta
didik mampu menjawab dengan jelas/tepat sesuai dengan kajian teori pada buku pembelajaran
|
Skor 10
|
jika peserta
didik mampu menjawab
dengan jelas /mendekati kajian teori
Pada buku pembelajaran
|
Skor 5
|
jika peserta
didik menjawab tidak terlalu jelas /tepat dengan kajian
teori Pada buku pembelajaran
|
Skor 0
|
jika peserta tidak menjawab satupun pertanyaan yang
diberikan
|
Soal No. 4 dan
5
Skor 25
|
jika peserta
didik mampu menjawab dengan jelas/tepat sesuai dengan kajian teori pada buku
pembelajaran
|
Skor 20
|
jika peserta
didik mampu menjawab
dengan jelas /mendekati kajian teori
Pada buku pembelajaran
|
Skor 15
|
jika peserta
didik menjawab tidak terlalu jelas /tepat dengan kajian
teori Pada buku pembelajaran
|
Skor 10
|
jika peserta
didik menjawab tidak sesuai
dengan kajian teori pada buku pembelajaran
|
Skor 0
|
jika peserta tidak menjawab satupun pertanyaan yang
diberikan
|
Penentuan Nilai
Nilai = skor
yang diperoleh x 100
skor
maksimum
KKM
: 65
Keterangan Skor : Skor
Perolehan Nilai = x100
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria : Skor
Maksimal Kriteria Nilai
4= Baik Sekali A=
89-100 Baik sekali
3= Baik B=
77-88 Baik
2= Cukup C=
65-76 Cukup
1= Kurang D=
<65 kurang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar