Senin, 28 Desember 2015

hakikat model pembelajaran terpadu



HAKIKAT
MODEL PEMBELAJARAN TERPADU

A.    Hakikat Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran menurut Joyce (Trianto, 2007: 1) mengatakan bahwa setiap model pembelajaran mengarahkan kita dalam merancang pembelajaran untuk membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Arends (Trianto, 2007: 3) menyeleksi enam macam model pembelajaran yang sering dan praktis digunakan guru dalam mengajar, yaitu : presentasi, pengajaran secara langsung, pengajaran konsep, pembelajaran kooperaif, pengajaran berdasarkan masalah, dan diskusi kelas. Sedangkan menurut trianto, (2007: 3) adalah materi pelajaran, jam pelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa, lingkungan belajar, dab fasilitas penunjang yang tersedia, sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran pada hakikatnya adalah teknik kegiatan belajar mengengajar yang dilakukan antara guru dan siswa, dengan metode-metode tertentu agar penyampaian materi dapat diterima dan dapat dipahami secara baik dan benar oleh siswa.

B.     Pengertian Pembelajaran Terpadu
Secara konseptual pembelajaran terpadu merupakan pedekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi anak. Dengan pembelajaran terpadu materinya dikaji secara holistic sehingga anak akan belajar lebih efektif dengan pembelajaran terpadu member kesempatan kepada anak untuk memahami masalah kompleks yang ada dilingkungannya dengan pandangan yang utuh dan pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi anak.
C.    Karakteristik Pembelajaran Terpadu
1.      Pembelajaran Terpadu Berpusat Pada Siswa (student centered)
Pembelajaran terpadu memberikan keluasan pada siswa, baik secara individu maupun secara berkelompok untuk aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip dari suatu pengetahuan yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangannya.
2.      Pembelajaran Terpadu Memberikan Pengalaman Langsung Kepada Siswa (direct experience)
Siswa memahami hasil belajaranya sesuai dengan fakta dan peristiwa yang mereka alami, bukan sekaedar memperoleh informasi dari gurunya. Guru berperan sebagai fasilitator untuk membantu siswa dalam mencapaian tujuan yang ingin dicapai.
3.      Dalam Pembelajaran Terpadu Pemisahan Antar Mata Pelajaran Menjadi Tidak Jelas
Pembelajaran terpadu memusatkan perhatian pada pengamatan dan pengkajian dari suatu gejala atau peristiwa dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak/dibatasi.
4.      Pembelajaran Terpadu Menyajikan Konsep-Konsep Dari Berbagai Mata Pelajaran Dalam Suatu Proses Pembelajaran
Pembelajaran terpadu mengkaji suatu fenomena dari berbagi macam aspek yang membentuk semacam jalinan antar skema yang dimiliki oleh siswa, sehingga akan berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dpelajari siswa.
5.      Pembelajaran Terpadu Bersifat Luwes
Pembelajaran terpadu bersifat fleksibel/luwes dalam menentukan alat, metode, dan bahan ajar tergantung pada tuntutan dan kebutuhan siswa.
6.      Hasil Pembelajaran Terpadu Dapat Berkembang Sesuai Dengan Minat Dan Kebutuhan Siswa
Pembelajaran terpadu menghasilkan tujuan pembelajaran sesuai denagn perkembangan, minat, dan kebutuhan siswa yang harus terpenuhi.
D.    Prinsip-prinsip pembelajaran terpadu
1.      Prinsip Penggalian Tema
a.       Tema tidak terlalu luas, dan memungkinkan dapat digunakan untuk memdu mata pelajaran.
b.      Tema harus bermakna.
c.       Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.
d.      Tema yang dikembangkan harus mampu menunjukan sebagian besar minat siswa.
e.       Tema yang dipilih harus mempertimbangkan peristiwa otentik yang terjadi dalam rentang waktu belajar.
f.       Tema yang dipilih harus mempertimbangkan kurikulum yang berlaku.
g.      Tema yang dipilih harus memperhatikan ketersediaan sumber belajar.
2.      Prinsip proses pelaksanaan pembelajaran
a.       Guru bersikap demokratis tidak bersikap otoriter.
b.      Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas.
c.       Guru perlu bersikap akomodatif terhadap ide-ide yang belum terpikirkan dalam perencanaan pembelajaran.
3.      Prinsip pemberian nilai
a.       Member kesempatan pada siswa untuk melakukan penilaian diri.
b.      Guru mengajak siswa untuk menilai perolehan belajar yang telai dicapai berdasarkan criteria kberhasilan pencapaian tujuan.

E.     Manfaat Pembelajaran Terpadu
1.      Terjadinya penghematan
2.      Siswa melihat hubungan-hubungan yang bermakna secara langsung
3.      Kecakapan berfikir siswa dapat meningkat
4.      Pelaksanaan pembelajaran yang terpotong-potong dapat terkurangi
5.      Terjadinya penerapan dunia nyata

F.     Model pembelajaran terpadu
Menurut Robin Fogarty (1991) ada 10 model pembelajaran terpadu :
1.      Model Penggalan (Fragmented)
Untuk model penggalan ini ditandai dengan ciri pemaduan yang hanya terbatas pada satu mata pelajaran saja. Misalnya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, materi pembelajaran tentang menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dapat dipadukan dalam materi pembelajaran ketrampilan berbahasa. Dalam proses pembelajarannya, butir-butir materi tersebut dilaksanakan secara terpisah-pisah pada jam yang berbeda-beda. Dibawah ini merupakan ilustrasi model fragmented.
2.      Model Keterhubungan (Connected)
Model Connected ini didasari oleh anggapan bahwa butir-butir pembelajaran dapat dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu. Butir-butir pembelajaran seperti kosakata, struktur membaca, dan mengarang misalnya, dapat dipayungkan pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Penguasaan butir-butir pembelajaran tersebut merupakan keutuhan dalam membentuk kemampuan bernahasa dan bersastra. Hanya saja, kemampuan pembentukan pemahaman, keterampilan, dan pengalaman secara utuh tersebut tidak berlangsung secara otomatis, oleh karenanya guru harus menata butir-butir pembelajaran dan proses pembelajarannya secara terpadu.
3.      Model Sarang (Nested)
Ini merupakan pemaduan antara berbagai bentuk penguasaan konsep keterampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran. Misalnya pada saat jam-jam tertentu seorang guru memfokuskan kegiatan pembelajaran pada pemahaman tentang bentuk kata, makna kata dan ungkapan dengan saran pembuahan keterampilan dalam mengembangkan daya imajinasi, daya berpikir logis, menentukan ciri bentuk dan makna kata dalam puisi, membuat ungkapan

4.      Model Urutan/Rangkaian (Sequenced)
Model Sequenced merupakan model pemaduan topik-topik antar mata pelajaran yang berbeda secara paralel, isi cerita dalam roman sejarah misalnya; topik pembahasannya secara paralel atau dalam jam yang sama dapat dipadukan dengan ikhwal sejarah perjuangan bangsa, karakteristi kehidupan sosial masyarakat pada periode tertentu maupun topik yang menyangkut perubahan makna kata. Topik-topik tersebut dapat dipadukan pembalajarannya pada alokasi jam yang sama.
5.      Model Bagian (shared)
Ini merupakan bentuk pemaduan pembelajaran akibat adanya overlapping konsep atau ide pada dua mata pelajaran atau lebih. Butir-butir pembelajaran tentang kewarganegaraan dalam PKn misalnya, dapat bertumpang tindih dengan butir pembelajaran  dalm tata negara, PSPB, dan sebainya.
6.      Model Jaring laba-laba (Webbed)
Ini adalah model yang bisa dikatakan paling populer. Model ini bertolak dari pendekatan tematis sebagai pemadu bahan dan kegiatan pembelajaran. Dalam hubungan ini tema dapat mengikat kegiatan pembelajaran baik dalam mata pelajaran tertentu maupun lintas mata pelajaran.
7.      Model Galur (Threaded)
Ini merupakan model pemaduan bentuk keterampilan, misalnya; melakukan prediksi dan estimasi dalam matematika, ramalan terhadap kejadian-kejadian, antisipasi terhadap cerita dalam novel dan sebagainya. Bentuk ini berfokus pada apa yang disebut meta-curriculum.
8.      Model Keterpaduan (Integrated)
Model integrated merupakan pemaduan sejumlah topik dari mata pelajaran yang berbeda, tetapi esensinya sama dalam sebuah topik tertentu. Topik evidesi yang semula terdapat dalam mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, Pengetahuan Alam, dan Pengetahuan Sosial, agar tidak memuat kurikulum yang berlebihan, cukup diletakkan dalam mata pelajaran tertentu, misalnya pengetahuan alam. Contoh yang lain dalam teks membaca yang ini merupakan bagian dari mata pelajaran Bahasa Indonesia, dapat dimasukkan butir pembelajaran yang dapat dihubungkan dengan Matematika, Pengetahuan Alam, dan sebagainya. Dalam hal ini diperlukan penataan area isi bacaan yang lengkap sehingga dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan berbagai butir pembelajaran dari berbagai mata pelajaran yang berbeda tersebut.
9.      Model Celupan (Immersed)
Model Celupan ini dirancang untuk membantu siswa dalam menyaring dan memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan dihubungkan dengan medan pemakainya. Dalam hal ini tukar pengalaman dan pemanfaatan pengalaman sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.
10.  Model Jaringan (Networked)
Untuk yang terakhir yaitu model networked ini merupakan pemaduan pembelajaran yang mengandaikan kemungkinan pengubahan konsepsi, bentuk pemecahan masalah, maupun tuntutan bentuk ketrampilan baru setelah siswa mengadakan studi lapangan dalam situasi, kondisi, maupun konteks yang berbeda-beda. Belajar disikapi sebagai proses yang berlangsung secara terus menerus karena adanya hubungan timbal balik antara pemahaman dan kenyataan yang dihadapi siswa.

G.    Model pembelajaran terpadu disekolah dasar
1.      Model jaring laba-laba (webbed)
Pendekatan ini mulai dengan menentukan tema, kemudian dikembangkan menjadi subtema dengan memperhatikan keterkaitan tema tersebut dengan mata pelajaran yang terkait
Kekeuatan pembelajaran terpadu model jarring laba-laba :
a.       Adanya factor motivasional yang dihasilkan
b.      Lebih mudah dilakukan guru
c.       Mempermudah dalam kerja tim
 Kelemahan model jaring laba-laba :
a.       Sulit menyeleksi tema
b.      Adanya kecerendungan merumuskan suatu tema yang dangkal
c.       Guru dapat menjaga misi kurikulum
d.      Guru lebih focus pada kegaiatan dari pada pengembangan konsep
2.      Model keterhubungan (connected)
Model keterhubungan adalah model pembelajaran yang secara sengaja diusahakan untuk menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu topic dengan topic lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, tugas dan ide-ide yang dipelajari akan dipelajari lagi pada semester berikutnya dalam satu mata pelajaran.
Kekuatan model keterhubungan :
a.       Siswa memiliki gambaran yang besar
b.      Konsep dikembangkan siswa terus menerus
c.       Mengaitkan ide-ide dalam satu mata pelajaran  memungkinkan siswa mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, dan mengasimilasi ide secara berangsur-angsur
Kelemahan model ketrhubungan :
a.       Interdisplin
b.      Guru tidak didorong untuk bekerja secara bersam-sama sehingga isi pelajaran tetap terfokus tanpa merentangkan konsep ide-ide antara mata pelajaran.
c.       Usaha yang terkonsenterasi untuk mengintegrasi dapat mengabaikan kesempatan untuk mengembangkan hubungan yang lebih global dengan mata pelajaran lain.
3.      Model keterpaduan (integrated)
Model ini diusahakan dengan cara menggabungkan mata pelajaran dengan menetapkan prioritas kurikulum, konsep, dan sikap yang saling tumpang tindih dalam beberapa mata pelajaran.
Kekuatan model keterpaduan :
a.       Memudahkan siswa untuk mengarahkan keterkaitan dan keterhubungan diantara mata pelajaran
b.      Memungkinkan pemahaman antar mata pelajaran dan memberikan penghargaan terhadap pengetahuan dan keahlian
c.       Mampu membangun motivasi
Kelemahan model ketrhubungan :
a.       Sulit diterapkan secara penuh
b.      Menghebdaki guru yang terampil, percaya diri, dan menguasai konsep, sikap dan keterampilan yang sangat diprioritaskan
c.       Menghendaki tim antar mata pelajaran yang terkadang sulit dilakukan. 


Soal                             : 10 Soal
Pilihan Ganda          
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang benar!
1.      Setiap model pembelajaran mengarahkan kita dalam merancang pembelajaran untuk membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran.
Pendapat tersebut menurut…
A.    Joyce (trianto, 2007: 1)
B.     Arends (trianto, 2007: 3)
C.     Trianto, (2007: 3)
D.    Kardi dan Nur (trianto, 2007: 5)
2.      Dalam pembelajaran terpadu ada 6 karakteristik, salah satunya yaitu…
A.    Hasil pembelajaran terpadu dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa
B.     Siswa melihat hubungan-hubungan yang bermakna secara langsung
C.     Kecakapan berfikir siswa dapat meningkat
D.    Pelaksanaan pembelajaran yang terpotong-potong dapat terkurangi
3.      Prinsip pembelajaran terpadu meliputi
A.    Prinsip penggalian tema, prinsip proses pelaksanaan pembelajaran, prinsip penilaian pembelajaran
B.     Prinsip penggalian tema, prinsip rencana pembelajaran, prinsip proses pembelajaran
C.     Prinsip penggalian tema, prinsip penilaian hasil pembelajaran, prinsip kegiatan pembelajaran
D.    Prinsip penggalin tema, prinsip perolehan hasil, prinsip proses pelaksanaan pembelajaran
4.      Ada berapa model pembelajaran terpadu menurut Robin Fogarty (1991)…
A.    7
B.     9
C.     8
D.    10
5.      Berikut ini yang termasuk kedalam prinsip penggalian tema, kecuali…
1.      Tema tidak terlalu luas, dan memungkinkan dapat digunakan untuk memdu mata pelajaran
2.      Tema harus bermakna
3.      Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa
4.      Tema tidak perlu ditentukan
6.      Model pembelajaran terpadu yang dikembangkan di SD, yaitu…
A.    Model jaringan, model jarring laba-laba, model sarang
B.     Model penggalan, model keterhubungan, model bagian
C.     Model jarring laba-laba, model keterhubungan, model keterpaduan
D.    Model ketrehubungan, model urutan, model bagian
7.      Manfaat dari pembelajaran terpadu, yaitu…
A.    Terjadinya penghematan karena adanya gabungan berbagai mata pelajaran
B.     Siswa melihat hubungan-hubungan yang bermakna secara langsung
C.     Kecakapan berpikir siswa adapat meningkat
D.    Semua benar
8.      Salah satu kelemahan dari model jaring laba-laba,yaitu…
A.    Memudahkan para siswa untuk mengarah keterkaitan dan keterhubungan diantara mata pelajaran
B.     Adanya kecenderungan merumuskan suatu tema yang dangkal
C.     Sangat sulit diterapkan secara penuh
D.    Guru tidak didorong bekerja sama
9.      Menurut Arends (Trianto, 2007: 3) ada enam macam model pengajaran yang praktis digunakan dalam mengajar, yaitu…
A.    Pengajaran berdasarkan masalah, Pengajaran secara langsung
B.     Pengajaran konsep, pembelajaran kooperaif
C.     Pengajaran secara langsung, pengajaran konsep, pembelajaran kooperaif, pengajaran berdasarkan masalah, dan diskusi kelas
D.    Pengajaran konsep, pengajaran berdasarkan masalah, dan diskusi kelas

10.  Salah satu prinsip proses pelaksanaan pembelajaran, yaitu…
A.    Guru bersikap demokratis tidak bersikap otoriter
B.     Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas
C.     Guru perlu bersikap akomodatif terhadap ide-ide yang belum terpikirkan dalam perencanaan pembelajaran
D.    Semua benar

ESSAY
1.      Jelaskan pembelajaran terpadu bersifat luwes ?
2.      Sebutkan model pembelajaran terpadu menurut Robin Fogarty ?
3.      Sebutkan model pembelajaran terpadu yang dikembangkan di SD ?
4.      Jelaskan apa yang dimaksud dengan hakikat model pembelajaran terpadu ?
5.      Jelaskan apa yang dimaksud dengan model keterhubungan ?

KUNCI JAWABAN
Pilihan Ganda
1.      A
2.      A
3.      A
4.      D
5.      D
6.      C
7.      D
8.      B
9.      C
10.  D
ESSAY
1.      Pembelajaran terpadu bersifat fleksibel/luwes dalam menentukan alat, metode, dan bahan ajar tergantung pada tuntutan dan kebutuhan siswa.
2.      Fragmented, connected, nested, sequenced, shared, webbed, threaded, integrated, immersed, dan networked.
3.      Model jaring laba-laba, model keterhubungan dan model keterpaduan.
4.      Model pembelajaran pada hakikatnya adalah teknik kegiatan belajar mengengajar yang dilakukan antara guru dan siswa, dengan metode-metode tertentu agar penyampaian materi dapat diterima dan dapat dipahami secara baik dan benar oleh siswa.
5.      Model keterhubungan adalah model pembelajaran yang secara sengaja diusahakan untuk menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu topic dengan topic lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, tugas dan ide-ide yang dipelajari akan dipelajari lagi pada semester.

PENILAIAN
Pedoman Penskoran
a.       Petunjuk Penilaian Soal Pilihan Ganda                     
Nomor Soal
Bobot Soal
1-10
10




Jumlah skor maksimal
100
Jika benar mendapatkan skor  100
Jika salah mendapatkan skor   0
Penentuan Nilai=N= Skor Perolehan      x 100
                                  Skor Maksimal

b.      Petunjuk Penilaian Soal Essay
No.
Butir Pertanyaan
Bobot soal
Kriteria Pensekoran
Nilai Akhir

0
10
15
20
25
1.
Jelaskan pembelajaran terpadu bersifat luwes ?

20






2.
Sebutkan model pembelajaran terpadu menurut Robin Fogarty ?
15






3.
Sebutkan model pembelajaran terpadu yang dikembangkan di SD ?
15






4.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan hakikat model pembelajaran terpadu ?
25






5.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan model keterhubungan ?
25






Jumlah skor maksimal = 100


c.       Rubrik Penilaian (Pengetahuan/Pemahaman)
 Soal No.1
Skor 20
Jika peserta didik mampu menjawab dengan jelas/tepat sesuai dengan kajian teori pada buku pembelajaran
Skor 15
jika peserta didik mampu menjawab dengan jelas/mendekati kajian teori pada buku pembelajaran
Skor 10
jika peserta didik menjawab tidak terlalu jelas /tepat dengan kajian teori  Pada buku pembelajaran
Skor 5
jika peserta didik  menjawab tidak sesuai dengan kajian teori pada buku pembelajaran
Skor 0
jika peserta  tidak menjawab satupun pertanyaan yang diberikan

      Soal No. 2 dan 3
Skor 15
jika peserta didik mampu menjawab dengan jelas/tepat sesuai dengan kajian teori pada buku pembelajaran
Skor 10
jika peserta didik mampu menjawab dengan jelas /mendekati kajian teori  Pada buku pembelajaran
Skor 5
jika peserta didik menjawab tidak terlalu jelas /tepat dengan kajian teori  Pada buku pembelajaran
Skor 0
jika peserta  tidak menjawab satupun pertanyaan yang diberikan

            Soal No. 4 dan 5
Skor 25
jika peserta didik mampu menjawab dengan jelas/tepat sesuai dengan kajian teori pada buku pembelajaran
Skor 20
jika peserta didik mampu menjawab dengan jelas /mendekati kajian teori  Pada buku pembelajaran
Skor 15
jika peserta didik menjawab tidak terlalu jelas /tepat dengan kajian teori  Pada buku pembelajaran
Skor 10
jika peserta didik  menjawab tidak sesuai dengan kajian teori pada buku pembelajaran
Skor 0
jika peserta  tidak menjawab satupun pertanyaan yang diberikan
Penentuan Nilai
Nilai = skor yang diperoleh  x 100    
                               skor maksimum

KKM              : 65
Keterangan Skor :                                                       Skor Perolehan Nilai   = x100
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria :              Skor Maksimal Kriteria Nilai
4= Baik Sekali                                                             A= 89-100 Baik sekali
3= Baik                                                                       B= 77-88 Baik
2= Cukup                                                                    C= 65-76 Cukup
1= Kurang                                                                   D= <65 kurang


Tidak ada komentar:

Posting Komentar